Ketupat, Makanan Tradisional yang Menjadi Simbol Hari Raya Idul Fitri

imamjoss22
Kabarjagad.id

Wartamalowopati.com – Ketupat telah menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Idul Fitri di Indonesia, khususnya di Jawa. Namun, apa makna simbol dari ketupat ini? Mengapa ketupat menjadi ciri khas di hari raya Idul Fitri?

Menurut sejarah, Kanjeng Sunan Kalijaga adalah orang yang pertama kali memperkenalkan ketupat pada masyarakat Jawa. Sunan Kalijaga membudayakan dua kali Bakda, yaitu Bakda Lebaran dan Bakda Kupat. Bakda Kupat dimulai seminggu setelah lebaran, dan pada hari itu, hampir setiap rumah di Jawa menganyam ketupat dari daun kelapa muda.

Ketupat memiliki makna simbol yang dalam. Anyaman ketupat mencerminkan pentingnya silaturahmi, gotong-royong, dan kebersamaan. Laku Papat, yang merupakan filosofi ketupat, terdiri dari:

– Luberan (melimpahi): Melimpahi kebaikan dan rahmat dari Allah SWT.

– Leburan (melebur dosa): Melebur dosa-dosa yang telah dilakukan selama bulan Ramadan.

– Lebaran (terbukanya pintu pengampunan): Terbukanya pintu pengampunan dari Allah SWT.

– Laburan (mensucikan diri): Mensucikan diri dari dosa-dosa dan kesalahan.

Ketupat juga memiliki makna lain, yaitu ngaku lepat (mengakui kesalahan). Isi beras di dalam ketupat menggambarkan nafsu duniawi yang harus dikontrol dan disucikan.

Janur, yang merupakan daun kelapa muda yang digunakan untuk menganyam ketupat, memiliki makna Jatining Nur atau cahaya sejati (hati nurani). Dengan demikian, ketupat menjadi simbol penting dalam perayaan Idul Fitri, yang mengingatkan kita akan pentingnya silaturahmi, gotong-royong, dan kebersamaan, serta mensucikan diri dari dosa-dosa dan kesalahan.