BOJONEGORO – Desa Tumbranom, Kecamatan Kedungadem, Bojonegoro, memiliki sebuah sumber air yang sangat penting bagi warga setempat, yaitu Sendang Nanom tepatnya di Dusun Ringinanom RT 02 RW 01.
Sendang ini tidak hanya menjadi sumber air untuk keperluan sehari-hari, tetapi juga menyimpan cerita dan legenda yang masih dipercaya oleh warga hingga saat ini.
Menurut cerita yang diceritakan oleh warga, Sendang Nanom memiliki kekuatan untuk membuat awet anom (muda) bagi mereka yang mandi di sana. Oleh karena itu, warga menyebut sumber air tersebut dengan sebutan Sendang Anom atau Sendang Nanom.
Selain itu, Sendang Nanom juga menyimpan sebuah legenda tentang ular Besar penunggu sendang tersebut. Dipercaya warga, bahwa ular itu berjenis Sowo Kembang dan warga menyebutnya Sowo Bumi bernama Joko Cluntang.
Kemunculan Ular Sowo Kembang Besar itu sebagai pertanda akan datangnya panen padi yang melimpah.
Warga juga mempercayai bahwa ular tersebut adalah peliharaan Eyang Pragolopati, seorang pejuang laskar Diponegoro dari Mataram Jogja. Eyang Pragolopati adalah orang pertama yang mbabat alas (membuka lahan) dusun Ringinanom.
Untuk menghormati Eyang Pragolopati dan meminta berkah kepada Tuhan yang Maha Esa, warga dusun Ringinanom mengadakan nyadran (sedekah bumi) setelah masa panen padi.
Nyadran dilaksanakan di Sendang Nanom dan di petilasan Eyang Pragolopati. Sesaji untuk nyadran harus pepek (genap), diantaranya adalah takir klontang (wadah yang terbuat dari daun pisang dan janur).
Dengan demikian, Sendang Nanom tidak hanya menjadi sumber air, tetapi juga menjadi simbol kekuatan dan keberkahan bagi warga dusun Ringinanom.(imm)