BOJONEGORO – Kasus dugaan keracunan massal akibat Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali mencuat di Kabupaten Bojonegoro. Setelah sebelumnya menimpa sejumlah sekolah, kini siswa MTs Plus Nabawi Kedungadem juga mengalami hal serupa.
Kepala Sekolah MTs Plus Nabawi, Abdul Fakih, membenarkan adanya beberapa siswa yang jatuh sakit setelah menyantap hidangan dari program MBG pada Kamis (2/10/2025).
“Awalnya kami mendapat informasi dari masyarakat bahwa ada siswa SMA Negeri 1 Kedungadem yang mengalami keracunan. Saya cek langsung, ternyata benar ada sekitar 90 siswa yang tidak masuk sekolah. Setelah itu, saya konfirmasi ke lembaga kami. Saat jam pelajaran, awalnya hanya satu siswa yang mengeluh pusing dan mual, tapi sekitar 15 menit kemudian jumlahnya bertambah menjadi sembilan siswa. Kejadian itu berlangsung sekitar pukul 10.30 WIB,” ungkap Fakih.
Ia menegaskan, pihak sekolah tidak pernah memaksa siswa untuk mengonsumsi makanan dari program MBG. “Kalau mau makan silakan, kalau tidak juga tidak masalah. Harapan kami, kasus ini bisa menjadi bahan evaluasi agar ke depan lebih diperhatikan kualitas dan kebersihan makanan. Untuk kebijakan lebih lanjut, tentu kami mengikuti arahan dari pihak atas,” tambahnya.
Sementara itu, salah satu siswa MTs Plus Nabawi, Muhammad Irfan Ainur Ridho dari kelas 7A, mengungkapkan menu makan siang hari ini terdiri dari nasi dengan lauk buncis, tempe, telur, serta susu kotak.
“Lauknya buncis tempe sama telur, sama ada susu,” ujar Ridho saat dimintai keterangan.
Tak lama setelah menyantap hidangan tersebut, Ridho bersama sejumlah temannya mulai merasakan gejala mual, pusing, hingga diare. Kondisi itu membuat pihak sekolah memberikan penanganan awal dan melaporkan kasus tersebut ke Puskesmas Kedungadem.
Program MBG yang digagas pemerintah daerah dengan tujuan meningkatkan gizi siswa sekolah, kini kembali dipertanyakan efektivitas dan kualitas pengelolaannya. Pasalnya, kasus dugaan keracunan akibat program ini telah berulang kali terjadi di sejumlah sekolah di Bojonegoro.
Hingga berita ini diturunkan, Dinas Kesehatan Bojonegoro bersama pihak terkait masih melakukan investigasi, termasuk pengambilan sampel makanan untuk diuji di laboratorium guna memastikan penyebab pasti dugaan keracunan massal tersebut.(Hadi)