Daerah  

Pemkab Bojonegoro Gelar Pembinaan HIPPA/GHIPPA untuk Perkuat Tata Kelola Air Irigasi

imamjoss22
Img 20250925 103441 copy 984x668

BOJONEGORO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro melalui Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PU SDA) terus berupaya meningkatkan ketersediaan air irigasi bagi sektor pertanian. Salah satunya dengan pembangunan Bendungan Karangnongko serta rencana pembangunan Waduk Pejok. Kehadiran infrastruktur baru ini diharapkan mampu menambah kapasitas tampungan air untuk memenuhi kebutuhan irigasi.

Namun, tambahan pasokan air juga membutuhkan strategi pengelolaan yang terkoordinasi antara pemerintah pusat, provinsi, dan daerah. Sinergi bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo pun menjadi kunci agar tata kelola sumber daya air dapat berjalan optimal.

Sebagai bentuk komitmen itu, pada Rabu (24/9/2025) Wakil Bupati Bojonegoro, Nurul Azizah, membuka kegiatan Pembinaan Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) dan Gabungan HIPPA (GHIPPA) di Balai Desa Sumberagung, Kecamatan Dander. Kegiatan ini diikuti HIPPA/GHIPPA dari 17 daerah irigasi, antara lain Dander, Ngunut, Balong, Ngulanan, Bilo, Leran, Ngringinrejo, Pilangsari, Wotanngare, Pungpungan, Mojosari, Tulungrejo, Trucuk, Padang, Sumberkentong, dan Kanten. Narasumber dalam kegiatan ini dihadirkan dari BBWS Bengawan Solo.

Kepala Dinas PU SDA Bojonegoro, Helmy Elisabeth, menegaskan bahwa pembinaan HIPPA/GHIPPA bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan sumber daya air di wilayah layanan irigasi terbesar di Bojonegoro. “Kami berkomitmen menjaga ketersediaan air untuk sektor pertanian agar petani bisa menanam tanpa gagal panen. Itu sangat penting dalam rangka mempertahankan Bojonegoro sebagai daerah penyangga pangan,” jelasnya. Ia juga berpesan agar sarana prasarana irigasi dirawat dengan baik supaya pemanfaatannya bisa lebih bijak dan berkelanjutan.

Sementara itu, Wakil Bupati Nurul Azizah menyoroti empat masalah utama sektor pertanian, yakni pupuk, air, harga pasca panen, dan serangan hama. Khusus untuk persoalan air, menurutnya, Dinas PU SDA memiliki peran sentral. “Wilayah ini memiliki cakupan layanan air irigasi yang luas. Maka kesadaran bersama dalam membagi air sangat diperlukan,” ujarnya.

Ia menambahkan, dengan luas baku sawah yang melebihi daerah lain, Bojonegoro memiliki target meningkatkan produktivitas padi. “Saat ini produktivitas padi baru mencapai 710 ribu ton. Ke depan, dengan sinergi semua pihak, kita berharap capaian itu bisa lebih tinggi dan menjadikan Bojonegoro sebagai daerah yang semakin produktif di bidang pertanian,” pungkasnya.(Guf)