Daerah  

Menjelang Hari Jadi Bojonegoro ke-348, Disbudpar Perkenalkan Logo Resmi Bertema “Bersinergi untuk Bojonegoro Mandiri”

imamjoss22
X7ng1w1ccp7ynlfu

BOJONEGORO – Menjelang peringatan Hari Jadi Bojonegoro (HJB) ke-348, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bojonegoro resmi memperkenalkan logo HJB 2025 beserta filosofi mendalam di balik desainnya. Logo tersebut merupakan karya Bowo Sulistyo, pemuda asal Desa Sumberagung, Kecamatan Ngraho, yang berhasil meraih juara pertama dalam Lomba Desain Logo HJB 2025 dengan mengusung tema “Bersinergi untuk Bojonegoro Mandiri.”

Bowo Sulistyo bukanlah nama baru dalam ajang sayembara desain di Bojonegoro. Pemuda yang berprofesi sebagai graphic designer ini sudah beberapa kali berpartisipasi dalam kompetisi serupa. Tahun sebelumnya, ia berhasil meraih juara dua, dan pada tahun 2025 ini, karyanya terpilih sebagai pemenang utama serta ditetapkan menjadi logo resmi Hari Jadi Bojonegoro ke-348.

Dalam keterangannya, Bowo mengungkapkan rasa syukur sekaligus kebanggaannya bisa berkontribusi bagi daerah kelahirannya melalui karya desain. Menurutnya, sayembara yang rutin digelar oleh Disbudpar menjadi ajang berharga bagi para desainer lokal untuk terus belajar dan mengasah kemampuan kreatif mereka.

“Saya banyak belajar tentang sudut pandang dalam desain dan memahami lebih dalam potensi Bojonegoro sebagai daerah yang mandiri. Harapan saya, kegiatan seperti ini terus dilaksanakan agar menjadi wadah bagi desainer muda Bojonegoro untuk berkarya dan menunjukkan identitas daerahnya dengan penuh percaya diri,” ujarnya, Senin (13/10/2025).

Logo HJB ke-348 ini tak sekadar simbol peringatan, namun mengandung makna filosofis yang kuat. Desainnya menggambarkan semangat kebersamaan antara Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dan seluruh lapisan masyarakat untuk terus bersinergi membangun kemandirian daerah melalui optimalisasi potensi lokal.

Secara konseptual, logo ini menggabungkan tiga gagasan utama: kolaborasi, identitas lokal, dan pertumbuhan berkelanjutan. Desainnya dibuat ringkas, mudah dikenali, dan fleksibel untuk diaplikasikan di berbagai media publikasi pemerintahan.

Unsur kolaborasi divisualisasikan melalui bentuk yang berulang dan saling terhubung, membentuk simbol infinity atau tak terhingga. Simbol ini melambangkan kerja sama yang berkesinambungan dan hubungan yang tidak terputus antara pemerintah dan masyarakat. Sementara itu, konsep pertumbuhan divisualisasikan melalui simbol tangga yang menggambarkan proses peningkatan bertahap menuju kemajuan dan kemandirian.

Nilai-nilai lokal menjadi ruh utama dalam desain logo ini. Terdapat simbol api, tanaman padi, gelombang air, serta motif batik Sata Gondo Wangi yang masing-masing merepresentasikan kekayaan alam dan budaya Bojonegoro. Api menggambarkan semangat dan optimisme, sekaligus merepresentasikan potensi minyak bumi yang melimpah. Tanaman padi melambangkan kemandirian pangan yang menjadi pilar perekonomian masyarakat Bojonegoro. Gelombang air mencerminkan watak masyarakat yang damai serta menjadi simbol pentingnya peran Bengawan Solo, waduk, dan bendungan dalam kehidupan sehari-hari.

Motif batik Sata Gondo Wangi menjadi penegasan identitas budaya Bojonegoro yang erat kaitannya dengan tanaman tembakau, salah satu komoditas unggulan daerah. Motif ini juga mencerminkan kreativitas serta ketekunan sumber daya manusia Bojonegoro dalam mengolah potensi lokal.

Tak hanya bentuk, warna dalam logo juga memiliki makna filosofis tersendiri. Susunan warna oranye dan merah di bagian bawah merepresentasikan semangat dan optimisme masyarakat. Warna biru muda dan biru tua menggambarkan keharmonisan serta kepercayaan antara masyarakat dan pemerintah. Sedangkan warna hijau di bagian atas melambangkan harapan, pertumbuhan, dan kemandirian Bojonegoro.

Setiap gradasi warna dalam logo menciptakan narasi visual yang menggambarkan perjalanan Bojonegoro menuju kemandirian. Warna biru menjadi jembatan antara semangat awal dan tujuan akhir, menggambarkan sinergi dan harmoni yang menjadi kekuatan utama Bojonegoro.

Dengan desain yang sarat makna dan elemen yang kaya akan nilai-nilai lokal, logo HJB ke-348 ini bukan hanya sekadar simbol perayaan, melainkan juga representasi visi besar Bojonegoro untuk terus tumbuh, bersinergi, dan mandiri menuju masa depan yang berkelanjutan.(Hms)