Daerah  

Lestarikan Seni Tradisi, Bojonegoro Gelar Lomba Seblak Sampur Tayub 2025 di Sobontoro

imamjoss22
Fb img 1760319014351

BOJONEGORO – Sebagai upaya nyata dalam melestarikan seni dan budaya lokal, para seniman tayub dari berbagai wilayah di Kabupaten Bojonegoro ambil bagian dalam Lomba Seblak Sampur atau Ibing Tayub Bojonegoro 2025, yang digelar di Desa Sobontoro, Kecamatan Balen, pada Sabtu (11/10/2025).

Kegiatan tersebut menjadi ajang unjuk bakat sekaligus wadah pelestarian seni tradisi Tayub yang telah melekat dalam kehidupan masyarakat Bojonegoro.

Dalam sambutannya, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro, Welly Fitrama, menegaskan bahwa pelestarian seni budaya merupakan bagian penting dari visi besar pembangunan daerah, yaitu Bojonegoro Bahagia, Makmur, dan Membanggakan.

“Bojonegoro ingin agar kebudayaan tidak hanya lestari, tapi juga menjadi sumber kebanggaan dan kesejahteraan bagi masyarakatnya. Karena itu, kegiatan seperti Seblak Sampur ini menjadi bagian penting dalam menghidupkan ekosistem budaya,” ujarnya.

Welly menjelaskan, pemajuan kebudayaan juga merupakan implementasi dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, yang menekankan pentingnya pelindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan kebudayaan nasional.

Lebih lanjut, Welly mengungkapkan bahwa Tayub Bojonegoro telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada tahun 2021.
Pengakuan tersebut, menurutnya, merupakan kebanggaan sekaligus tanggung jawab bersama masyarakat Bojonegoro untuk terus menjaga dan mengembangkan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya.

“Melalui kegiatan ini, kita berharap Tayub dapat terus mengakar di tengah masyarakat, menjadi media ekspresi seni, mempererat silaturahmi antarseniman, sekaligus menghidupkan ekonomi kreatif daerah,” imbuhnya.

Dalam kesempatan yang sama, Welly juga menyampaikan bahwa Bojonegoro kini tengah mempersiapkan diri menjadi Aspiring UNESCO Global Geopark 2026.
Hal ini menunjukkan bahwa potensi budaya, alam, dan kreativitas masyarakat Bojonegoro mulai mendapat perhatian di tingkat nasional hingga internasional.

Kegiatan Seblak Sampur Tayub Bojonegoro 2025 ini juga menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Jadi Bojonegoro (HJB) ke-348, yang mengusung tema “Bersinergi untuk Bojonegoro Mandiri” dan akan diperingati puncaknya pada 20 Oktober 2025.

Selain menjadi tontonan budaya, lomba Seblak Sampur juga membuka ruang bagi pelaku usaha mikro dan industri kreatif lokal yang turut berpartisipasi dalam acara tersebut.
Lapak kuliner, kerajinan, dan produk lokal ikut memeriahkan kegiatan, sehingga memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar.

Sebagai penutup, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro memberikan apresiasi kepada Pemerintah Desa Sobontoro atas komitmennya dalam melestarikan kesenian Oklik Sobontoro, yang juga telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda dari Bojonegoro.

Melalui kegiatan Seblak Sampur Tayub, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro berkomitmen menjadikan pelestarian budaya bukan sekadar agenda seremonial, melainkan gerakan berkelanjutan untuk menguatkan identitas dan kesejahteraan masyarakat.(Hms/MZG)