Eyang Suro, Pendiri Pencak Silat Setia Hati yang Lahir dari Garis Keturunan Bangsawan

imamjoss22
Fb img 1754561384289

MADIUN – Sosok Ki Ngabehi Soerodiwirdjo atau yang lebih dikenal dengan sebutan Eyang Suro, merupakan tokoh penting dalam sejarah seni bela diri tradisional Indonesia, khususnya pencak silat. Ia dikenal sebagai pendiri dan pencipta aliran pencak silat legendaris “Setia Hati” pada tahun 1903, yang hingga kini masih eksis dan menjadi warisan budaya yang membanggakan.

Eyang Suro lahir pada tahun 1876 di Surabaya dengan nama kecil Muhamad Masdan. Ia merupakan putra sulung dari Ki Ngabehi Soeromihardjo, seorang mantri cacar yang berdinas di Ngimbang, Kabupaten Jombang. Dari garis ayahnya, Eyang Suro masih memiliki hubungan darah dengan bangsawan Jawa, yakni R.A.A. Soeronegoro, yang saat itu menjabat sebagai Bupati Kediri. Ki Ngabehi Soeromihardjo adalah sepupu dari R.A.A. Soeronegoro.

Lebih jauh lagi, Eyang Suro juga tercatat memiliki garis keturunan dari Batoro Katong, tokoh legendaris sekaligus pendiri Kadipaten Ponorogo. Hal ini menunjukkan bahwa Eyang Suro bukan hanya tokoh bela diri, namun juga memiliki akar kuat dari kalangan priyayi dan bangsawan Jawa.

Dengan latar belakang yang kaya akan nilai budaya dan spiritualitas Jawa, Eyang Suro merintis dan mengembangkan ajaran Setia Hati bukan sekadar bela diri fisik, melainkan juga sebagai jalan pembentukan karakter dan spiritualitas. Aliran Setia Hati yang didirikannya mengandung nilai-nilai luhur seperti kesetiaan, keteguhan hati, dan pengendalian diri.

Warisan Eyang Suro kini tersebar luas di berbagai penjuru Nusantara. Ribuan pendekar telah lahir dari perguruan yang ia dirikan, membawa semangat luhur Setia Hati sebagai bagian dari jati diri bangsa Indonesia.(Red)