BOJONEGORO – Dunia pendidikan di Kabupaten Bojonegoro kembali mencatat sejarah baru. Pada Minggu (14/9/2025), Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono, hadir sekaligus meresmikan peluncuran Pilot Project Pesantren Muhammadiyah Al Amin Religi Bojonegoro. Agenda ini menjadi momentum penting dalam upaya memperkuat peran pendidikan Islam yang modern, inklusif, dan berdaya saing.
Acara yang berlangsung khidmat dan meriah tersebut juga dihadiri tokoh nasional Muhammadiyah, Dr. Saad Ibrahim, MA, selaku Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Kehadiran Wakil Ketua DPRD Jawa Timur, Sri Wahyuni, perwakilan Kementerian Agama, serta jajaran Dinas Pendidikan Bojonegoro semakin menegaskan dukungan luas terhadap inisiatif yang digagas oleh Muhammadiyah.
Dalam sambutannya, Bupati Setyo Wahono menyampaikan penghargaan mendalam kepada Muhammadiyah yang konsisten memberi kontribusi besar di bidang pendidikan dan kesehatan. Menurutnya, pilot project ini menjadi kehormatan sekaligus tonggak baru yang patut diteladani oleh lembaga pendidikan lainnya.
“Saya merasa bangga melihat perkembangan Muhammadiyah di Bojonegoro. Program ini akan menjadi contoh baik, tidak hanya bagi pesantren, tetapi juga bagi SMP maupun MTs di daerah kita. Ini sejalan dengan visi pemerintah daerah dalam meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang sedang kami fokuskan,” tegas Bupati.
Ia menambahkan, pesantren ini diharapkan tidak berhenti pada penguasaan ilmu pengetahuan, namun juga membangun karakter para santri. Nilai disiplin, toleransi, serta kesiapan menghadapi tantangan global harus menjadi ruh pendidikan.
Sementara itu, Ketua PP Muhammadiyah, Dr. Saad Ibrahim, MA, dalam paparannya menjelaskan perkembangan pesantren Muhammadiyah yang terus meningkat. Hingga kini, terdapat 447 pesantren Muhammadiyah di seluruh Indonesia, dengan 90 pesantren berada di Jawa Timur.
“Pesantren ini merupakan upaya nyata kita untuk menghidupkan kembali The Golden Age of Muslim History. Tujuannya adalah melahirkan generasi yang unggul, baik dalam keimanan maupun dalam penguasaan ilmu pengetahuan,” ungkap Saad Ibrahim.
Menurutnya, pendidikan pesantren tidak hanya membentuk akhlak, tetapi juga mencetak sumber daya manusia yang siap bersaing di era modern.
Peluncuran pilot project Pesantren Muhammadiyah Al Amin Religi Bojonegoro diharapkan menjadi langkah awal menuju sistem pendidikan pesantren yang lebih inovatif. Kehadiran pesantren ini diyakini mampu menjadi pusat lahirnya generasi muda berakhlak mulia, sekaligus menguasai sains dan teknologi.
Sinergi antara pemerintah daerah dan Muhammadiyah juga menunjukkan bahwa pembangunan sumber daya manusia tidak bisa dilakukan sendiri, melainkan harus melibatkan banyak pihak. Kolaborasi ini menjadi bukti nyata bahwa visi besar untuk memajukan Bojonegoro dapat terwujud jika pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat berjalan beriringan.
Dengan terobosan ini, Bojonegoro diharapkan tidak hanya menjadi daerah yang kuat secara ekonomi, tetapi juga pusat pendidikan Islam yang berdaya saing global. Kehadiran Pesantren Muhammadiyah Al Amin Religi diharapkan menjadi inspirasi bagi lahirnya inovasi baru, demi masa depan generasi muda yang lebih cerah dan membanggakan. (Guf)