BOJONEGORO – Sejarah baru tercipta di Bojonegoro dengan dilantiknya jajaran pengurus cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) dan seluruh badan otonomnya (Banom) yang terdiri dari GP Ansor, Fatayat NU, IPNU, dan IPPNU untuk masa khidmat 2025–2030. Acara pelantikan yang digelar di Kampus Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri (UNUGIRI) ini menjadi momentum penting dalam memperkuat sinergi antara NU dengan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro.
Pelantikan akbar tersebut berlangsung meriah dan dihadiri ribuan warga NU dari berbagai penjuru Bojonegoro. Sejumlah tokoh penting turut hadir, di antaranya Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Bupati Bojonegoro Setyo Wahono, Wakil Bupati Nurul Azizah, Wakil Ketua DPRD Jawa Timur Sri Wahyuni, jajaran Forkopimda, serta perwakilan PWNU Jawa Timur.
Dalam sambutannya, Bupati Setyo Wahono mengucapkan selamat kepada seluruh pengurus yang baru dilantik. Ia menilai proses demokrasi di PCNU Bojonegoro saat ini semakin matang.
“Alhamdulillah, demokrasinya sudah dewasa. Di Bojonegoro, lempar-lempar jajan, bukan kursi,” ujarnya yang disambut tawa hadirin.
Bupati menekankan bahwa PCNU beserta Banom merupakan aset penting yang harus dijaga dan dikembangkan. Ia berharap kaderisasi di lingkungan NU berjalan dengan baik serta mampu mendukung pembangunan daerah, terutama dalam aspek kemandirian ekonomi.
“Kami mohon NU dan Banom bisa ikut membangun ekonomi masyarakat secara mandiri, mengingat ketergantungan daerah terhadap hasil minyak masih tinggi,” tambahnya.
Wakil Gubernur Emil Dardak mengungkapkan kekagumannya terhadap skala acara yang disebutnya sebagai pelantikan pengurus cabang NU terbesar yang pernah ia saksikan.
“Ini adalah pelantikan pengurus setingkat cabang terbesar yang saya lihat. Ini menunjukkan kekuatan NU di Bojonegoro sangat luar biasa,” kata Emil.
Ia juga menekankan pentingnya ketahanan ekonomi daerah di tengah ketidakpastian global, mengingat Jawa Timur menyumbang seperenam kekuatan ekonomi nasional. Emil menyoroti program EkoTren (Ekonomi Pesantren) yang digagas Pemprov Jatim sebagai model penguatan ekonomi berbasis pesantren.
“Kami berharap NU Bojonegoro bisa menjadi pionir dalam menginisiasi program-program unggulan yang menguatkan ekonomi umat,” ujarnya.
Pelantikan ini menjadi puncak rangkaian NU Fest 2025 yang sebelumnya dimeriahkan dengan Khataman Al-Qur’an, Jalan Sehat Bersarung, Gebyar Musik, serta bazaar UMKM yang memenuhi kawasan kampus UNUGIRI.
Lebih dari sekadar pengukuhan jabatan, kegiatan ini menjadi awal dari tanggung jawab besar PCNU dan Banom dalam membangun umat, bangsa, dan daerah secara berkelanjutan. Dengan semangat kolaborasi, sinergi, dan kemandirian ekonomi, NU Bojonegoro diharapkan mampu menjadi kekuatan strategis dalam mewujudkan pembangunan yang berkeadilan dan berkelanjutan.(Pro/Guf)