Daerah  

Bunda Cantika Wahono: Stunting di Bojonegoro Bisa Ditekan dengan Upaya Bersama

imamjoss22
Img 20250723 wa0520 copy 1147x778

BOJONEGORO – Bunda Cantika Wahono hadir dalam rangkaian Kunjungan Kerja PKK Kabupaten Bojonegoro di Desa Jelu Kecamatan Ngasem, dalam upaya membangun semangat kebersamaan menekan angka stunting di Kabupaten Bojonegoro, Rabu (23/07/2025).

Dalam kunjungan tersebut, Cantika Wahono selaku Ketua TP. PKK Kabupaten Bojonegoro selalu mengingatkan dan mengajak kader serta masyarakat pentingnya upaya-upaya pencegahan stunting.

Bunda Cantika menjelaskan bahwa stunting adalah kondisi dimana pertumbuhan anak terhambat.

Kondisi seperti itu dapat dicegah dengan berbagai upaya, khususnya di 1.000 hari pertama kehidupan.

Langkah yang panjang diperlukan untuk mempersiapkan generasi emas, serta proses yang panjang, stunting dapat ditekan. Hal tersebut membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak.

Angka stunting di Kabupaten Bojonegoro per Mei menurut Survei Kesehatan Indonesia tahun 2024 diangka 12%. Angka tersebut mengalami penurunan sekitar 2,1% dibandingkan 2023, yaitu 14,1%.

Data hasil bulan timbang di Kab. Bojonegoro terjadi 1.357 kasus balita stunting. Di Kec. Ngasem sejumlah 58 kasus atau sekitar 4,27%, dan di Desa Jelu ada sekitar 8 balita hingga bulan Mei.

Cantika Wahono optimis, kasus stunting sangat bisa di tekan. Dengan upaya bersama dan program yang relevan akan berdampak baik pada tumbuh kembang balita.

PKK Kabupaten Bojonegoro memiliki program yang bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dalam upaya mencegah stunting. Salah satunya peningkatan kesehatan keluarga melalui program penguatan posyandu di setiap desa dankelurahan untuk mendukung kesehatan ibu dan anak.

“Kami mengajak seluruh kader untuk bersama-sama, berupaya memutus mata rantai stunting dengan beberapa program yang direncanakan. Selain itu, pentingnya kita saling berkumpul adalah meningkatkan pemahaman kita tentang persoalan yang dihadapi. Sehingga seluruh kader dapat menjadi ujung tombak dalam memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pola hidup sehat dan pentingnya standar usia pernikahan,” terang Cantika Wahono. (Pro/Guf)